Memahami MRO (Maintenance, Repair, Operation): Mengoptimalkan Pengelolaan Pemeliharaan dan Perbaikan

MRO merupakan singkatan dari Maintenance, Repair, dan Operation, yang merupakan serangkaian kegiatan yang penting dalam pengelolaan aset, fasilitas, dan infrastruktur. Artikel ini akan membahas secara mendalam tentang konsep MRO serta berbagai produk yang tercakup di dalamnya.

Apa itu MRO?

MRO adalah proses manajemen yang terdiri dari tiga komponen utama:

  1. Maintenance (Pemeliharaan):
    • Maintenance merujuk pada serangkaian kegiatan terjadwal atau preventif yang dilakukan untuk mempertahankan kondisi optimal dari aset, peralatan, dan fasilitas.
    • Tujuan utama dari maintenance adalah untuk mencegah kerusakan atau kegagalan yang tidak terduga, meningkatkan umur pakai peralatan, dan menjaga kinerja yang optimal.
  2. Repair (Perbaikan):
    • Repair adalah proses memperbaiki peralatan atau fasilitas yang mengalami kerusakan atau kegagalan.
    • Perbaikan dapat dilakukan sebagai tanggapan terhadap kegagalan yang tidak terduga atau sebagai bagian dari kegiatan pemeliharaan terjadwal.
  3. Operation (Operasi):
    • Operation merujuk pada pengelolaan dan pengoperasian peralatan, fasilitas, dan infrastruktur secara umum.
    • Ini termasuk penggunaan peralatan, pemantauan kinerja, dan pengambilan keputusan operasional untuk memastikan efisiensi dan produktivitas yang optimal.

Produk MRO:

Produk yang termasuk dalam kategori MRO sangat bervariasi dan mencakup berbagai macam peralatan, suku cadang, dan material yang diperlukan untuk pemeliharaan, perbaikan, dan operasi fasilitas. Beberapa contoh produk MRO meliputi:

1. Alat ukur

Produk MRO pertama yang dapat diklasifikasikan adalah yang berkaitan dengan pengukuran. Bentuknya mulai dari yang paling sederhana seperti meteran, hingga yang lebih memiliki fungsi dan kompleksitas lebih tinggi seperti pengukur tekanan, pengukur putaran seperti tachometer.

Beberapa industri spesifik seperti perkebunan sawit bahkan membutuhkan alat pengukur untuk menguji kemurnian zat yang diaplikasikan untuk mengukur kemurnian minyak sawit mentah yang diproses dalam pabrik.

2. Perkakas

Perkakas mulai dari perkakas tangan ringan sampai perkakas besar tentu saja dibutuhkan dalam sistem MRO terutama dalam aspek perawatan dan perbaikan. Perkakas tangan ringan seperti kunci shock, palu, obeng sampai masking tape memegang peranan penting untuk menjaga atau memperbaiki mesin.

Sampai perkakas besar seperti gerinda berdiri, bor listrik bertenaga tinggi juga memiliki peran penting dalam sistem MRO.

3. Bahan dan Alat Konstruksi

Bahan konstruksi seperti pasir, semen, cat plafon nyatanya tak hanya dibutuhkan bagi industri konstruksi itu sendiri. Meski tak secara langsung bersinggungan dengan alat produksi, namun bahan konstruksi dapat masuk dalam kategori produk MRO. Sebab seringkali proses produksi terjadi dalam sebuah ruang.

Kebocoran ruang, ekspansi ruang produksi pasti akan sangat membutuhkan semen, jenis pasir yang beragam, cat waterproof, keramik sampai plafon. Dan oleh karenanya alat-alat konstruksi seperti pacul, sekop, sendok semen juga dapat dikategorikan sebagai produk-produk yang dibutuhkan dalam sistem MRO.

4. Kelistrikan

Barang-barang kelistrikan yang paling sederhana seperti fitting lampu, kabel, saklar, sekring, steker tentu saja dapat dimasukkan dalam kategori produk MRO. Karena selain sebagai penunjang operasi seperti kompresor, mesin las beberapa alat kelistrikan seperti dinamo, genset bahkan merupakan tulang punggung produksi.

5. Komponen Mesin

Bagi kamu yang ingin berkecimpung pada industri manufaktur komponen mesin yang bersifat fast moving seperti roda, as, piston, gerigi rantai tentu perlu masuk dalam daftar produk MRO. Sebab, saat kamu memasok barang-barang tersebut maka jika ada masalah yang terjadi pada mesin, kamu bisa langsung melakukan penggantian tanpa perlu menunggu teknisi datang.

Perbaikan dalam fasilitas produksi yang cepat tentu akan bermanfaat bagi keberlangsungan operasi. Hasilnya waktu jeda akibat masalah pada mesin bisa diminimalkan dan kerugian pada produksi juga bisa ditekan.

6. Komponen Mekanikal Kecil dan Fastener

Selain komponen mesin, kamu juga perlu memasukkan komponen mekanikal kecil seperti baut, mur, sekrup, sampai paku perlu kamu pastikan ketersediaannya dalam pabrik selalu. Tentu kamu tidak mau kan, akibat satu baut lepas mesin menjadi rusak dan akhirnya produksimu terhambat dalam waktu yang lama.

7. Pipa dan Selang

Pipa dan selang dapat dikategorikan sebagai produk MRO terutama dalam industri-industri besar yang tak hanya bersinggungan dengan benda cair. Sebab produksi pabrik pasti menghasilkan limbah, penanganan limbah yang baik memerlukan sistem perpipaan dan penyaluran yang baik.

8. Kendaraan dan Produk Pendukungnya

Baik untuk kepentingan operasional maupun produksi kendaraan perlu dimasukkan dalam klasifikasi sistem MRO. Mulai dari kendaraan produksi seperti ekskavator, traktor sampai motor. Dan oleh karenanya kamu juga perlu memastikan sistem perawatan pada kendaraan seperti kebutuhan oli, pasokan bahan bakar, komponen-komponen fast moving untuk masuk dalam sistem MRO perusahaan.

9. Produk MRO Non Teknis

Karena aktivitas operasional tak melulu berhubungan dengan mesin atau terjadi di pabrik, melainkan juga dilakukan oleh manusia di kantor-kantor beberapa industri juga telah memasukkan kebutuhan alat tulis kantor seperti kertas, pulpen, pencetak, sampai komputer ada dalam sistem MRO perusahaan

10. Alat Keamanan

Produk MRO non teknis lainnya yang juga kini mulai dimasukkan dalam sistem adalah alat-alat keamanan seperti helm, rompi, sepatu keamanan. Sebab sejumlah industri saat ini sudah memiliki standar keamanan, kesehatan, dan lingkungan yang ketat dan perlu untuk ditaati.

Kesimpulan:

MRO adalah pendekatan holistik untuk pengelolaan pemeliharaan, perbaikan, dan operasi aset, fasilitas, dan infrastruktur. Dengan memahami konsep MRO dan menggunakan produk MRO yang tepat, organisasi dapat meningkatkan efisiensi, memperpanjang umur pakai aset, dan mengurangi biaya pemeliharaan secara keseluruhan.